Cerita sex terbaru yang coba saya hadirkan disini merupakan cerita panas
pertama saya, saya mengalami kisah ini beberapa waktu yang lalu,
sungguh cerita ini adalah cerita terpanas yang pernah saya buat, karena
semua itu berawal dari sesuatu yang menurut saya itu mustahil namun
ternyata memang benar-benar terjadi.
Cerita ini berawal dari ketidaksengajaan yang terjadi dari beberapa
orang yang tidur bersama disebuah ruangan tempat meraka melalukan KKN
atau praktek kerja nyata salah satu perguruan tinggi di Semarang.
Mahasiswa yang menjadi pemeran utama dalam cerita panas ini minta untuk
nama dan tempat kejadian disamarkan! terima kasih cerita dewasannya bos
nice story for me, berikut cerita dewasa pura2 tidur sambil ngentot..
Waktu terus berjalan dan tak terasa sudah memasuki bulan kedua aku
menjalani KKN di sebuah kecamatan, di kota Semarang. Kami bersama 5
cewek dan 3 cowok termasuk aku, kelompok ku sudah berintegrasi dengan
masyarakat Bonomerto. Sudah merasakan susahnya melaksanakan tugas-tugas
berat selama KKN. Keluar masuk pedesaan yang belum pernah dikenal
sebelumnya. Jalan masih berbatu belum diaspal. Bila malam hanya
diterangi lampu minyak karena belum terjangkau listrik. Mandi di sendang
terbuka tanpa dinding. BAB di sungai dengan air jernih yang mengalir
deras. Benar-benar kehidupan yang alami dan eksotik.
Dalam melakoni hidup sehari-hari dalam keadaan yang serba darurat itu,
kami yang datang dari berbagai daerah dan berasal dari jurusan dan
fakultas yang berbeda, tidak jarang mengalami konflik karena bertahan
pada prinsip perjuangan masing-masing, tetapi selalu berakhir dengan
happy karena bersama-sama menyadari, bahwa nama baik pribadi dan
almamater menjadi taruhan di desa pengabdian ini. Kesibukan yang
menguras tenaga dan pikiran, ditambah dengan kesulitan yang selalu
muncul, membuat kelompok kami semakin kompak. Merasa senasib
seperjuangan menderita dan bahagia bersama. Jika ada satu atau dua di
antara kami sedang pulang ke Semarang, terasa sekali ada yang hilang.
Kalau ada yang sakit, seisi Posko bergantian merawat dan memberi
perhatian. Mesraaa sekali hubungan persaudaraan kami. Mendekati
berakhirnya masa KKN, dibalik rasa senang karena tugas berat sudah
berakhir, terbersit rasa sedih, takut berpisah dan tidak ketemu lagi.
Kadang sampai larut malam kita tidak tidur, berkumpul di kamar depan,
karena hanya ada dua kamar di posko itu. Aku pegang gitar, mengiringi
teman-teman menyanyi lagu-lagu nostalgia. Lelah menyanyi
berbicang-bincang membicarakan masalah pribadi, bahkan mencurahkan
rahasia terdalam. Tentang keluarga, tentang pacar masing-masing, tentang
suami atau isteri masing-masing. Para Pembaca perlu tau, bahwa ketiga
cowok sudah berkeluarga, tetapi hanya 1 cewek yang sudah berkeluarga,
Mbak Etty atau teman-teman panggil beliau Bu Etik. Yang empat itu masih
gadis, tetapi mereka mengaku sendiri sudah tidak perawan lagi.
Benar-benar tak ada rahasia di antara kami. Karena sudah mengantuk dan
lelah ada yang tertidur di situ juga, malas masuk kamar. Akhirnya sampai
pagi kita tidur di kamar depan semua. Hari pertama atau itu malam
pertama kita tidur bersama di satu tempat. Tak terjadi apa-apa sampai
pagi. Semua bangun pagi dengan selamat tak kurang suatu apa.
Penarikan mahasiswa KKN tinggal 10 hari lagi. Semua sibuk finishing
program masing-masing. Aku dan Mbak Etty kebagian mempersiapkan pentas
seni. Kita bekerja berpacu dengan waktu. Kami benar-benar sudah lelah
lahir batin. Sampai di Posko sudah jam sembilan malam. Seperti sudah ada
kesepakatan sebelumnya, kita tidur jadi satu lagi. Endah dan Mbak Etty
mengapit aku. Endah memelukku . Kaki Bu Etik menimpah pahaku, berat.
Joko berpelukan dengan Yuni, Ponijan yang mirip Temon itu malah dipeluk
dua cewek cantik, Marsitah dan Duwik.
Karena kaki Bu Etik cukup berat, maka terpaksa kuangkat, akibatnya
selimutnya mlorot dan pahanya yang mulus itu terpampang jelas di
depanku. Berdesir darahku, tapi kucoba tepis pikiran kotor yang melintas
sesaat. Bu Etik itu ternyata cantik juga, mirip Camelia Malik.
Kesibukan tugas membutakan mataku terhadap kecantikan ibu beranak satu
ini. Karena sibuk mengurusi kaki Bu Eti, aku terlepas dari pelukan
Endah. Aku meluruskan kaki dan membenahi letak sarungku, bermaksud tidur
lagi. Begitu aku merebahkan diri, meletakkan kepala di bantal, Bu Etik
langsung miring ke arahku dan memeluk aku !! Entah sengaja atau tidak,
tangannya tepat di atas kemaluanku. Hangatnya tangan Bu Etik terasa
sekali. Membuat si kecil itu mengedut dan pelan-pelan bangkit. Akal
sehatku bermaksud menyingkirkan tangan nakal itu, tapi bisikan setan
lebih kuat, maka kubiarkan tongkat wasiatku membesar dan memanjang.
Sekarang, tangan Bu Etik bergerak mengurut kemaluanku yang masih
tertutup sarung. Genggaman tangannya semakin erat, tapi semakin lembut.
Kuamati matanya, masih tertutup.
Tapi aliran nafasnya bukan seperti orang tidur, nafasnya berat dan
cepat. Aku belum berani bereaksi, masih ragu-ragu dan juga kawatir kalau
menyinggung perasaan beliau, jika kuhentikan. Dia adalah Kepala Sekolah
yang berwibawa. Kalau aku berani pegang dia dan marah, bisa panjang
urusannya. Satu-satunya yang aman kulakukan adalah membebaskan si kecil
dari CD dan sarung yang membuatnya terjepit. Setelah tidak terhalang
sarung, telapak tangan Bu Etik semakin terasa panas menggairahkan.
Badanku panas dingin. Menahan rangsangan itu sampai gigiku gemeletuk
seperti kedinginan. Kesadaranku makin lama makin hilang, otak sudah
dikuasai rangsangan birahi yang menggelegak. Tanganku segera mencari
sasaran. Kuraba sudut gelap di pangkal pahanya……astaga…….tak memakai CD
dan sudah banjir…..?? Karena posisiku berhadapan tetapi lutut Bu Etik
melipat ke depan, aku pindah ambil posisi di belakang beliau. Kini aku
menghadap ke arah Endah, tetapi berada di belakang punggung Bu Etik.
Wanita cantik setengah baya ini masih merem, tetapi tangannya terus
mencari kemaluanku. Saat penisku kutempelkan di vaginanya yang berambut
lebat itu, tangannya aktif menuntun masuk dan …..blesssss……diiringi
dengusan nafas Bu Etik dan dengkur halus orang-orang di depanku, aku
terus maju mundur menyodok lubang basah Ibu Kepala Sekolah ini. Dinding
vaginanya meremas-remas tongkatku. Jika Endah membuka mata, tentu
melihat pemandangan indah, bagaimana tongkat hitam jelek membelah bibir
merah sumber keniKmatan. Lubang itu mengeluarkan cairan berbusa yang
mengakibatkan tongkat hitam itu dipenuhi busa putih. Lendir kenikmatan.
Tusukan itu begitu dalam menembus rahim wanita stw yang cantik ini.
Wajahnya yang anggun masih terpejam. Buah dadanya seakan mau tumpah
keluar, terguncang-guncang karena sodokan-sodokan yang menggetarkan.
Lama berpisah dengan keluarga, menjadikan wanita anggun ini kehausan
Tiba-tiba Bu Etik meluruskan kakinya dan mengubah posisi tidurnya
telentang. Kucabut penisku dan kini kutusuk dari atas. Tanpa
menyia-nyiakan kesempatan, kubuka selimut yang menutupi dadanya.
Kunaikkan beha hitamnya dan muncullah penampakan luar biasa. Buah dada
yang montok , kenceng dan putih. Tak sabar bibirku ngenyot
putting-putting merah jambu itu bergantian. Di bawah sana, pantat Bu
Etik bergerak muter-muter disertai desahan lirih;”
Uuhhhh….uhhhh…….uhhh…..” Seluruh pahanya kini terbuka dan dinaikkan,
kedua tangannya memegang pahanya yang merapat ke dadanya, sehingga
lubang kenikmatannya semakin lebar. Memudahkan penisku untuk keluar
masuk. Mengetahui beliau sudah semakin basah mendekati orgasme, gerakan
kupercepat, makin cepat dan ………oohhhhh…… kukeluarkan cairan kepuasan itu
di dalam!!!! Bu Etik langsung tidur tanpa membereskan kainnya yang
tersingkap dan buah dadanya yang luber ke mana—mana. Maka kurapikan
seperti semula. Di wajahnya terlihat senyum kepuasan. Kini nafas Bu Etik
mengalir teratur. Dengkurnya halus.
Beliau sudah tertidur pulas membawa mimpi indah. Tak lama aku pun
menyusul menuju ke pulau impian. Tapi tengah malam sekitar jam dua aku
terbangun oleh suara berisik. Aku tidak bangun, hanya membuka mata, dan
meilhat pemandangan langka. Marsitah yang putih mulus itu bertelanjang
dada, sedang “naik kuda”. Ponijan cowok hitam berotot tapi berwajah lugu
itu, ngorok keras, sementara tongkat hitamnya yang besar keluar masuk
lubang kenikmatan Marsitah yang ayu. Tangan Sitah meremas-remas
payudaranya sendiri. Gerakannya liar semakin lama semakin cepat. Sampai
akhirnya dia ambruk di dada Ponijan yang terus ngorok seperti suara
gergaji. Ternyata jika nafsu sudah bicara, cewek se-ayu Marsitah bisa
“makan” dengan lahap “bodin” Banyumasnya Ponijan yang hitam legam itu.
Memikirkan hal itu ototku tegang lagi. Sayang sekali, tidak lama
kemudian sudah terdengar azan Subuh. Tapi KKN belum berakhir