Untuk semua rasa sakit, kecemasan, dan masalah, satu-satunya obat yang bekerja untuk wanita pecandu seks adalah seks.
SELAMA ini,
pecandu seks sering dialamatkan pada kaum pria. Stigma tersebut mungkin
akibat cara pandang yang mengatakan bahwa pria adalah pihak yang
seharusnya agresif di ranjang.
Kenyataannya,
wanita juga bisa mengalami masalah kecanduan seks. Agresitivitas dan
pihak yang mengawali aktivitas seks juga bisa diselesaikan oleh wanita.
Kenali wanita pecandu seks lewat beberapa ciri berikut, seperti diungkap
Times of India.
Senang jadi magnet perhatian
Wanita yang
menderita kecanduan seks (nymphomaniac) membutuhkan perhatian dari lebih
dari satu orang. Dia bisa pergi sejauh apapun untuk menjadi magnet bagi
banyak pria. Jadi, berhati-hatilah jika pasangan Anda menebar pesona
pada seluruh teman, kolega, dan bos Anda, ataupun pria yang baru
ditemuinya.
Selalu dalam suatu hubungan
Masa lalu
hubungan mendorongnya terus meneruskan seri baru hubungan dengan pria
lain. Alasan mengapa dia tidak pernah sendiri adalah bahwa ia tidak bisa
berdiri sendirian.
Seks di mana-mana
Tidak peduli
apa yang Anda katakan padanya, ia hanya akan menguraikan arti atau
konotasi seksual untuk memuaskan dirinya. Dia akan melampirkan setiap
percakapan dengan erotisme yang akhirnya mengarah pada hubungan seks.
Seks adalah obat
Untuk semua
rasa sakit, kecemasan, dan masalah, satu-satunya obat yang bekerja
untuknya adalah seks. Dia tidak bisa melupakannya.
Terlalu sering, terlalu cepat
Itu harapannya
dari hubungan. Sementara wanita normal cukup dengan berciuman dan
berpelukan, dia sudah terbakar dengan keinginan membara untuk berada di
tempat tidur dengan Anda, dengan penuh perintah untuk Anda, tentu saja!
Tolak dia dan lihat reaksinya
Setiap pria
mengalami hari di mana libidonya sedang rendah dan gagal membalas gairah
Anda. Tapi, berani menolak seorang nympho atau pecandu seks, maka dia
akan menyentuh pola perilaku ekstrem, termasuk meludahi Anda, depresi,
dan rasa takut terhadap penarikan dari segala sesuatu di sekelilingnya.
Kecenderungan ekstrem bunuh diri juga bisa menjadi pertimbangannya.
"Tidak mungkin
bagi pecandu seks mewujudkan kebutuhan pengobatan untuk masalahnya.
Dalam berbagai kasus, itu adalah hak prerogatif. Butuh kesabaran untuk
meyakinkan dia menemui seorang pakar. Kurangnya treatment tidak bisa
hanya mengungkapkan rasa malu akut pada pecandu seks, tetapi juga
menyandarkan mereka dalam masalah hukum, terutama dalam kasus wanita,
"jelas psikiater Dr Aruna Broota.