Pertama kali
aku mengenal hubungan sexual yang sebenarnya terjadi pada saat adik
perempuanku memperkenalkan kepadaku seorang teman wanitanya. Sejak
pertama kali aku melihat, memang aku sangat tertarik pada wanita ini,
sebut saja namanya Nuke. Suatu saat Nuke datang ke rumahku untuk bertemu
dengan adikku yang kebetulan tidak berada di rumah. Karena sudah akrab
dengan keluargaku, meskipun di rumah aku sedang seorang diri,
kupersilakan Nuke masuk dan menunggu.
Tapi tiba-tiba
ada pikiran nakal di otakku untuk nekat mendekati Nuke, meskipun rasanya
sangat tidak mungkin. Setelah berbasa-basi seperlunya, kutawarkan dia
untuk kuputarkan Blue Film. Mulanya dia menolak karena malu, tapi
penolakannya kupikir hanya basa-basi saja. Dengan sedikit ketakutan akan
datangnya orang lain ke rumahku, aku putarkan sebuah blue film, lalu
kutinggalkan dia menonton seorang diri dengan suatu harapan dia akan
terangsang. Benar saja pada saat aku keluar dari kamar, kulihat wajah
Nuke merah dan seperti menahan getaran. Aku mulai ikut duduk di lantai
dan menonton blue film tersebut. Jantungku berdegup sangat keras, bukan
karena menonton film tersebut, tapi karena aku sudah mulai nekat untuk
melakukannya, apapun resikonya kalau ditolak.
Kubilang pada
Nuke, "Pegang dadaku.., rasanya deg-degan banget", sambil kutarik
tangannya untuk memegang dadaku. Dalam hitungan detik, tanpa kami
sadari, kami telah berciuman dengan penuh nafsu. Ini pengalaman
pertamaku berciuman dengan seorang perempuan, meskipun adegan seks telah
lama aku tahu (dan kuinginkan) dari berbagai film yang pernah kutonton.
Mulutnya yang kecil kukulum dengan penuh nafsu.
Dengan penuh
rasa takut, tanganku mulai merayap ke bagian dadanya. Ternyata Nuke
tidak marah, malah kelihatan dia sangat menikmatinya. Akhirnya
kuremas-remas buah dadanya dengan lembut dan sedikit menekan. Tanpa
terasa kami sudah telanjang bulat berdua di tengah rumah. Setelah puas
aku mengulum puting susu dan meremas-remas buah dadanya, mulutku kembali
ke atas untuk mencium dan mengulum lidahnya. Sebentar kemudian malah
Nuke yang turun menciumi leher kemudian dadaku. Tapi sesuatu yang tak
pernah kubayangkan akan dilakukan seorang Nuke yang usianya relatif
masih sangat muda, ia terus turun menciumi perut sambil mulai
meremas-remas kemaluanku. Aku sudah sangat terangsang.
Kemudian mataku
hampir saja keluar ketika mulutnya sampai pada batang kemaluanku.
Rasanya nikmat sekali. Belum pernah aku merasakan kenikmatan yang
sedemikian dahsyat. Ujung kemaluanku kemudian dikulum dengan penuh
nafsu. Nampak luwes sekali dia menciumi kemaluanku, aku tidak berpikir
lain selain terus menikmati hangatnya mulut Nuke di kemaluanku. Kupegang
rambutnya mengikuti turun naik dan memutarnya kepala Nuke dengan poros
batang kemaluanku.
Setelah sekian
lama kemaluanku di lumatnya, aku merasakan sesuatu yang sangat mendesak
keluar dari kemaluanku tanpa mampu kutakah lagi. Kutahan kepalanya agar
tak diangkat pada saat spermaku keluar dan dengan menahan napas aku
mengeluarkan spermaku di mulutnya. Sebagian langsung tertelan pada saat
aku ejakulasi, selebihnya ditelan sebagian-sebagian seiring dengan
keluarnya spermaku tetes demi tetes.
Aku tertidur
pulas tanpa ingat lagi bumi alam. Kurang lebih sepuluh menit kemudian
aku terbangun. Aku sangat kaget begitu kulihat tepat dimukaku ternyata
kemaluan Nuke. Rupanya pada saat aku tertidur, Nuke terus menjilati
kemaluanku sambil menggesek-gesekan kemaluannya pada mulutku. Meskipun
awalnya aku takut untuk mencoba menjilati kemaluannya, tapi karena
akupun terangsang lagi, maka kulumat kemaluannya dengan penuh nafsu. Aku
segera terangsang kembali karena pada saat aku menciumi kemaluan Nuke,
dia dengan ganas mencium dan menyedot kemaluanku dengan kerasnya. Aku
juga kadang merasakan Nuke menggigit kemaluanku dengan keras sekali,
sampai aku khawatir kemaluanku terpotong karenanya.
Setelah puas
aku menjilati kemaluannya, aku mulai mengubah posisiku untuk memasukkan
kemaluanku pada kemaluannya. Tapi dia menolak dengan keras. Ternyata dia
masih perawan dan minta tolong padaku untuk tidak membimbingnya supaya
aku memasukkan kemaluanku pada kemaluannya. Terpaksa aku menjepitkan
kemaluanku di payudaranya yang besar dan ranum. Sambil kugerakkan
pantatku, ujung kemaluanku di kulum dan dilepas oleh Nuke. Aku tidak
mampu menahan aliran spermaku dan menyemprot pada muka dan rambutnya.
Aku melihat seberkas kekecewaan pada raut wajahnya. Saat itu aku
berpikir bahwa dia takut tidak mencapai kepuasan dengan keluarnya
spermaku yang kedua. Tanpa pikir panjang aku terus turun ke arah
kemaluannya dan menjilati dengan cepatnya.